Jiwa Santri - Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. Sebagaimana Firman Allah yang terdapat dalam Al- Qur‟an Q.S. Al Baqarah (2): 168 yang berbunyi :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya:“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Anjuran Islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan di pandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan Islam sangat menekankan Kesucian atau Al-thaharah, yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit sering kali berasal dari lingkungan yang kotor.
Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
Dalam Islam dikatakan sehat apabila memenuhi tiga unsur, yaitu kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial. Kesehatan jasmani merupakan bentuk dari keseimbangan manusia dengan alam. Kesehatan rohani di mana ada keseimbangan dan hubungan yang baik secara spiritual antara khalik atau pencipta yang di wujudkan dari aktivitas makhluk dalam memenuhi semua perintah sang khalik. Yang terakhir adalah kesehatan sosial, dimana kesehatan yang bersifat psikilogis. Di mana ada ada keharmonisan antara sebuah individu dengan individu lain maupun dengan sistem yang berlaku pada sebuah tatanan masyarakat. Bila ketiga unsur ini terpenuhi maka akan tercipta sebuah keadaan baik fisik, mental, maupun spiritual yang produktif dan sempurna untuk menjalankan aktivitas kemakhlukan.
Islam dan seluruh ajarannya, memberikan sebuah pandangan yang tegas mengenai kesehatan. Kesehatan bukan hanya sebuah anjuran tetapi juga merupakan juga kewajiban. Semua ibadah-ibadah dalam Islam mengandung ajaran tentang pentingnya menjaga kesehatan. Karena penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sebuah kondisi akan dikatakan sehat bila lingkungan di sekitarnya bersih. Oleh karena itu, Nabi mengatakan “kebersihan sebagian dari pada iman”.
Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita mengenai kesehatan, tidak sedikit dari ucapannya mengandung unsur medis yang mutakhir. Dari ajaran beliau mengenai perihal orang sakit ialah:
a. Perintah untuk berobat. Kewajiban bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat.
b. Setiap penyakit ada obatnya Seperti:
- Karantina penyakit, Nabi bersabda “jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra.
- Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar dalam penanggulangan berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat. Sabda Nabi yang berbunyi “jangan engkaulah masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya”
- Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi. Menyembuhkan orang sakit, kesehatan merupakan hal yang mutlak dalam menjalani aktivitas kehidupan manusia, bila tubuh manusia dalam
- keadaan sehat mereka bisa melakukan aktivitas ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aktivitas sosial (hubungan manusia dengan manusia), serta aktivitas dunia (hubungan manusia dengan alam).
Oleh karena itu dibutuhkanlah metode untuk menjaga kesehatan manusia. Allah memberikan petunjuk melalui perantara Nabi dengan segala aktivitas dan ucapan Nabi yang telah di rancang sedemikian rupa untuk bisa diikuti manusiawi secara utuh. Beberapa bentuk menjaga kesehatan antara lain:
a. Kesehatan jasmani
Manusia adalah makhluk yang selalu ingin memenuhi seluruh kebutuhannya, keinginan manusia yang tidak terbatas kadang membuat manusia menjadi rakus. Makan berlebih, pola hidup yang tidak baik, penggundulan hutan untuk bahan bangunan, eksploitasi laut yang tidak bertanggung jawab, semuanya itu akan membuat keseimbangan alam terganggu. Di sadari maupun tidak, manusia merupakan bagian dari alam. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kesehatan jasmani berhubungan dengan alam. Nabi pernah bersabda “sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu”.
Kesehatan fisik merupakan keadaan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas lainnya. Hal ini disebabkan karena dalam perintah Allah pada manusia banyak yang berupa aktivitas fisik yang memerlukan kondisi yang prima, seperti shalat, puasa, ibadah haji dan ibadah lainnya.
Ajaran Islam untuk menjaga kesehatan fisik terlihat dalam beberapa perintah Allah, seperti shalat yang mampu meregangkan otot. Karena setiap gerakan shalat seperti mempunyai kunci tubuh, sehingga sendi-sendi bisa lentur dan menyehatkan. Wudhu yang menurut penelitian bisa merangsang saraf-saraf pada daerah yang terusap air wudhu, puasa yang menyehatkan, ibadah haji yang merupakan puncak dari ibadah yang membuat tubuh kuat, karena rukun- rukunnya yang melatih kondisi stamina tubuh.
Islam yang sangat mementingkan kesehatan jasmani dan fisik yang dilakukan dengan cara menjaga kebersihan, olahraga, menjaga asupan makanan. Dan semuanya terintegrasi dalam setiap aktivitas ibadah. Hal ini agar menjadi kebiasaan yang tidak disadari untuk umat Islam dan merupakan bentuk pendidikan dari Allah.
b. Kesehatan rohani
Kesehatan rohani menjadi hal yang penting selain kesehatan fisik, hidup yang tenang dan nyaman adalah keinginan semua orang disitulah kesehatan rohani dibutuhkan.
c. Kesehatan Sosial
Hidup bermasyarakat dalam arti yang seluas-luasnya adalah salah satu naluri manusia. Menurut Aristoteles menyebutkan manusia adalah Zone Polition, yaitu manusia yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Oleh karena itulah dalam Islam di kenal istilah Ukhuwah (persaudaraan) yang akan mendatangkan muamalah (saling menguntungkan), hal ini memungkinkan rasa persaudaraan lebih tinggi
Salah satu tujuan menikah adalah untuk memiliki keturunan Sehingga, memeriksakan diri sebelum menikah adalah langkah yang disarankan, dengan fisik yang sehat antara kedua pasangan maka keturunan yang akan di hasilkan juga sehat. Menikahi wanita yang berasal dari keturunan yang dikenal baik adalah lebih utama dari pada mengawini wanita yang lainya selain factor keturunan (Fathul Mu’in, 2005: 1174)
Menikah juga dapat menjaga kemurnian nasab dan dan keturunan (Hifdzu al nasli), yang berguna antara lain untuk memelihara dan melindunggi hak-hak waris, karena jika tidak demikian maka tidak akan jelas asal usul keturunan masing-masing. Begitu diperhatikanya oleh allah mengenai nasab dan keturunan karena agama islam mengatur hal yang sampai sedetail mungkin agar umatnya bisa terus berkelanjutan.
Selain factor keturunan Kesuburan calon istri juga wajib di perhatikan yang dimaksud dengan kesuburan calon pengantin adalah calon pengantin yang hendak dinikahi tidak Memiliki penyakit yang dapat mengangu proses reproduksi, virus dan penyakit yang mematikan sebagai contoh Memiliki penyakit HIV yang bisa mengakibatkan kematian pada keturunan yang di lahirkan (Asmawi, 2009: 93)
Tentunya sangat penting didalam memilih calon pasangan jika dilihat dari factor keturuanan serta kesuburan dari calon istri yang akan dinikahi, karena agama sangat memperhatikan tentang keberlangsungan kehidupan umatnya.
Tes kesehatan pra nikah berfungsi untuk melihat adanya kemungkinan penyakit yang diderita sebelum kedua pasangan memutuskan untuk melanjutkan pernikahan.
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi meningkatnya penyakit HIV/AIDS(Human Immunodeficiency Virus) di beberapa daerah, seperti di DKI Jakarta, Papua, Jabar, Jateng dan Jatim terutama di kota-kota besar akibat dari pergaulan bebas.
Virus HIV/AIDS ini merupakan salah satu penyakit yang sangat membahayakan kehidupan manusia karena mengancam generasi masa depan yang sampai saat ini belum ditemukanya obat. Disamping itu telah dilaporkan kurang lebih 100.000 orang penderita AIDS dan 8-10 juta orang dewasa serta 1 juta anak terinveksi virus HIV laporan dari organisasi internasional WHO dari 145 negara termasuk indonesia (Wiku Adisasmito, 2018, 324).
Tentunya ancaman penyakit ini akan menghilangkan generasi manusia, penyakit ini tidak bisa di obati tetapi hanya bisa di cegah. Salah satu yang kemudian langkah-langkah priventif bisa di lakukan adalah dengan cara melalukan tes kesehatan pra nikah, agar mengetahui sejak dini antar kedua pasangan bisa hidup bekeluarga lebih sehat dan memiliki keturunan yang sehat.
Upaya priventif tes kesehatan pra nikah yang bisa dilakukan untuk meminimalisir penularan dan penyakit HIV/AIDS bagi remaja yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
- Menghindari obat-obatan terlarang dengan kontak suntik, karena bisa menularkan virus dari pendrita penyakit Virus tersebut.
- Menghindari pergaulan sex bebas,
- Melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter dan konsultasi kesehatan
Hal ini ditekankan kepada anak muda karena kebanyakan penyakit ini dideriat oleh kalangan remaja yang memilik pola hidup dan pergaulan yang bebas.
Peraturan Kabupaten Jepara nomor 10 tahun 2013 juga mengatur tentang penangulangan penyakit HIV dan AIDS, Jepara merupakan salah satu kabupaten yang jumlah penderita penyakit HIV dan AIDS cukup tinggi, sehingga Pemerinta mengeluarkan peraturan yangs ecara khusus mengatur pencegahan penularan penyakit HIV dan AIDS, ini artinya bahaya dari jenis penyakit ini sagat besar karena bis amengancam dari kepunahan manusia (Perda Jepara, No 10, 2013).
Perempuan yang terinfeksi HIV mungkin memikirkan bersama suami dan pasangan tentang kehamilan, atau mungkin sedang hamil. Banyak perempuan mengkhawatirkan resiko bayinya tertular HIV. Ada juga kekhawatiran tentang pengaruh bagi kesehatan sang ibu sendiri, walaupun penelitian baru tidak sepenuhnya tidak mendukung dugaan ini.
Seseorang dengan HIV tidak perlu merasa gagal atau tidak sempurna, walau ada hal-hal yang harus dipertimbangkan secara matang sebelum menikah atau merencanakan kehamilan, karena resiko bayi atau keturunan terkena virus HIV memiliki potensi yang sangat besar.
Keputusan mengenai rencana nikah dan kehamilan adalah keputusan kita sendiri, bersama pasangan kita. Dalam konseling, jangan sampai kita merasa dipaksa untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan (Suzana Mrni, 25, 2009).
Artikel di ambil dari Skripsi Tinjauan Jurisprudensi Islam : Sadd Al-Dzariy’ah Tentang Tes Kesehatan Pra-Nikah Sebagai Syarat Pernikahan (Studi Kasus Pelaksanaan Tes Kesehatan Pra-nikah di Kantor Urusan Agama [KUA] Mlonggo)
Karya Ahmad Fauzul Ghufron (Lulusan UNISNU Jepara)
Karya Ahmad Fauzul Ghufron (Lulusan UNISNU Jepara)
0 Komentar