About Me

header ads

Tiga Akhlak Seorang Muslim

Akhlak muslim, muslim budiman, ciri-ciri muslim
Ahmad Saifuddin (Dosen UNISNU Jepara)

Jiwa Santri- Kisah seorang a'rabi yang berani mengingatkan Rasulullah SAW. Ketika lupa dalam shalat patut kita jadikan pelajaran berharga. A'rabi ialah orang Arab yang hidup di pedalaman padang pasir dengan cara kuno, berkelompok, dan nomad. Boleh jadi, dalam konteks sekarang adalah orang "ndeso", berpendidikan rendah, dan menempati kasta sosial rendah. Tapi, dengan segala keterbatasan duniawi yang ada, tidak membuatnya sungkan untuk mengingatkan Kanjeng Nabi, sosok pemimpin agama dan negara kala itu, yang lalai.

Salah satu teks hadis yang menceritakan peristiwa tersebut yaitu:

أخبرنا أبو خليفة قال : حدثنا أبو الوليد الطيالسي قال : حدثنا عكرمة بن عمار قال : حدثنا ضمضم بن جوس الهفاني قال لي أبو هريرة : صلى بنا رسول الله صلى الله عليه و سلم إحدى صلاتي العشي فلم يصل بنا إلا ركعتين فقال له رجل يقال له : ذو اليدين من خزاعة : يا رسول الله أقصرت الصلاة أم نسيت ؟ فقال : كل ذلك لم يكن فقال : يا رسول الله إنما صليت بنا ركعتين فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ما يقول ذو اليدين ؟ وأقبل على القوم فقالوا : يا رسول الله لم تصل بنا إلا ركعتين فقام النبي صلى الله عليه و سلم فاستقبل القبلة فصلى الركعتين الباقيتين ثم سلم ثم سجد سجدتين وهو جالس

Telah mengabarkan kepada kami Abu Khalifah yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Walid Ath Thayalisi yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ikrimah bin ‘Ammaar yang berkata telah menceritakan kepada kami Dhamdham bin Jaus Al Hiffaaniy yang berkata Abu Hurairah berkata kepadaku “kami shalat bersama Rasulullah SAW. pada suatu shalat siang, tidaklah kami shalat kecuali dua rakaat. Berkata seorang laki-laki Dzulyadain dari Khuza’ah, “wahai Rasulullah! Apakah shalat telah diqashar atau anda lupa?”. Rasulullah berkata, “semua itu tidak terjadi”. Dzulyadain berkata, “wahai Rasulullah! Anda shalat bersama kami hanya dua rakaat”. Rasulullah SAW. berkata, “benarkah apa yang dikatakan Dzulyadain?”. Sekelompok orang menghadap dan berkata, “wahai Rasulullah! Tidaklah anda shalat bersama kami kecuali dua rakaat”. Maka Nabi SAW. berdiri menghadap kiblat menyempurnakan dua rakaat sisanya, kemudian salam, kemudian sujud dua kali dalam keadaan duduk. [Shahih Ibnu Hibban 6/404 no 2687, Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata “sanadnya kuat”].

Dari aspek konten (matan), terlepas dari polemik yang menyelubungi hadis di atas di kalangan kritikus (apakah shahih atau dlaif, siapa  sejatinyaD  klaim penerimaan/penolakan status hadis dari kalangan Sunni-Syiah-Salafi, dan benar-tidaknya Abu Hurairah terlibat langsung dalam kejadian tersebut), setidaknya ada tiga pelajaran penting yang bisa kita petik. Akhlak seorang muslim sebaiknya:


1. Menerima kritik meskipun datangnya dari orang yang selama ini kita anggap hina dan tidak begitu kita perhitungkan sebelumnya. Bahkan, yang bersumber dari rival atau musuh yang selama ini kita benci. Sebab, boleh jadi memang kita melakukan kesalahan dan kebenaran sejati muncul dari mulut mereka. 

2. Ketika kita memperoleh informasi dari orang luar yang disangsikan kebenarannya, cepat-cepatlah "tabayyun" dengan cara klarifikasi kepada sahabat-sahabat terdekat atau orang yang kita percayai. Tidak boleh langsung ditelan mentah-mentah. Jangan-jangan berita itu memang "hoax" yang sengaja diproduksi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

3. Jangan fanatik dan terlalu mengkultuskan figur tertentu. Tak peduli label apapun yang disandang. Termasuk presiden, kiai, ustad, dan habaib. Apalagi yang kelasnya baru calon presiden, kiai, dan ustad. Sebab, selagi masih manusia, siapapun bisa khilaf, lupa, dan salah. Rasulullah SAW. yang sudah dijamin kemaksumannya oleh Allah SWT. saja dalam beberapa kasus pernah lupa dan khilaf. Apalagi kita sebagai manusia biasa. 

Penulis: Ahmad Saifuddin (Dosen UNISNU Jepara)

Sumber: Kultum Ramadan ba'da zuhur oleh Kiai Abdul Wahab Saleem di Masjid Ar-Rabbaniyyin Unisnu Jepara.

Posting Komentar

0 Komentar